GERBANG TRINIL 1

Areta adalah anak perempuan yang sudah dewasa menjadi gadis yang banyak perubahan terhadap dirinya. Perubahan fisik maupun non fisik juga menjadi perbincangan oleh mamanya yang mengatakan bahwa orang yang keningnya lebar seperti itu pertanda orang yang pintar. Tapi Areta tidak pernah peduli pada kening lebarnya. Juga pada teman - temannya. Karena sejak kecil ia sudah kebal terhadap ejekan. 

Areta mempunyai hobi yang unik dalam mengisi waktu luang di saat istirahat sekolah. Yaitu menjelajahi dunia maya. Sampai beberapa guru juga menyebut Areta beda dari kebanyakan anak yang lain. Yang seringkali mengisi waktu nya untuk bermain. Tapi Areta memilih mengunjungi perpustakaan guna meminjam buku yang akan dia baca dan dijadikan referensi bacaan untuk mengerjakan tugas sekolahnya. 

Buku tebal dan berat yang Areta bawa membuat keheranan Bu Eti salah satu penjaga perpustakaan. Karena baru sebentar Areta masuk perpustakaan dan dengan gaya membaca cepatnya. Harus kembali lagi ke kelas dikarenakan bel tanda istirahat sudah habis. Tidak lupa Areta berpamitan dengan Bu Etik. "Terimakasih, Bu. Saya masuk kelas dulu" Dengan nada riang dan melangkah keluar dari perpustakaan menuju kelas. 

Setelah beberapa waktu kemudian Bu Eti juga mematikan komputernya. Sejenak memeriksa buku-buku yang dipinjam dan menampilkan kolom terakhir adalah nama Areta. Yang judulnya buku yang tak jauh berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang ia pinjam : The History of Pithecanthropus Erectus

Dalam Perjalanan menuju ke kelas Areta sedikit berlari karena melihat sebagian besar ruang kelas sepanjang SMU Persada Pertiwi sudah tertutup dan sepi. "Tok tok tok" Areta mengetuk pintu kelasnya. Dan disahut "masuk" oleh suara pak Satria dari dalam. Areta memutar pegangan pintu dan menjelaskan bahwa ia baru saja dari Perpustakaan. Pak Satria pun tidak berkomentar sama sekali, hanya memberikan isyarat Areta untuk segera duduk.

Pak Satria Wibawa merupakan wali kelas Areta, sekaligus guru sejarah yang mengajar di kelas sepuluh dan sebelas. Tubuhnya gagah dan kekar, suaranya lantang setiap kali mengajar. Dengan nama tersebut sesuai dengan sifat galak beliau. 

"Bapak tidak habis pikir dengan nilai-nilai ujian kalian!, menyedihkan!" Ujaran yang membahana dari Pak Satria membuat takut para teman-temanya. Tapi Areta tidak memasang muka takut sama sekali, karena ia sudah yakin pasti nilainya akan bagus. Karena ia sangat menyukai pelajaran sejarah, dan selama ini tidak pernah mendapatkan nilai yang jelek.

Dan yang benar saja "Areta Prameswari. 100! Nilai sempurna. Terbaik Paralel! " Areta terkejut dan hampir saja terduduk lemas. Karena baru pertama kali ini Pak Satria mengumumkan secara terbalik. Dan nasib teman-temanya diminta mengerjakan tugas sejarah minggu lalu. Pak Satria juga heran dari 35 anak, hanya satu yang mendapatkan nilai sempurna. 

Pak Satria pun meninggalkan kelas dengan waktu yang tidak dapat diprediksi. Saat itu juga teman-temanya sekelas Areta memandangnya dengan pandangan yang tidak suka. Dan salah satu anak yang bernama Silvi kerapkali minta contekan ke Areta, tapi tidak diladeni sama sekali. Walaupun Silvi memprovokasi di dalam kelas, tapi Areta tetap tenang dan cuek, menguburnya seperti Pithecanthropus yang menjadi kegemarannya. 

"Kriiiiiing!!!" Bel pun berbunyi. Silvi pun menggebrak meja, karena kesal tugas nya belum terselesaikan. Dan Areta hanya melirik sekilas saja. Melihat seisi kelas mulai lenggang dan Pak Satria tidak kembali lagi ke kelas. Areta segera menutup buku tebalnya dan bergegas keluar. Ingatannya harus tertuju pada satu hal : janjinya siang ini untuk chatting dengan Harry Dubois. 

Komentar

  1. Areta siswi yang menghadapi hidup sesuai jalan yang dipilih dan cenderung berbeda dengan temannya yang lain. Namun dibalik itu semua pasti ia memiliki tujuan yang besar. Gak sabar nunggu kelanjutannya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alhamdulillah Segala Puji Bagi Allah

6 Cara Agar Kita Menjadi Pintar